SINGA ITU TELAH TIDUR PULAS
Oleh : Kang Uzen
Tiga Puluh Satu Desember
Dunia senyap
Rintik hujan basahi bumi
Degup jantung terhenti
Mata terpejam
Mulut terkatup bisu kaku
Dunia tersentak
Singa itu telah tertidur pulas
Dulu memang mata itu selalu terpejam
Namun Ia punya mata dunia
Dulu mulut itu tak bisu
Ia terbiasa berceloteh
Berkelakar tentang dunia taman kanak-kanak
Membuat Ia sendiri kadang tersengal
Terkadang celoteh dan kelakar itu
Membuat sebagian orang meradang
Menyumpahinya si kontroversial
Walau sebagian orang yang lain
Menanti celoteh itu
Ia hanya ingin melepas sekat dunia
Tak ingin ada atmosfir dilangit
Namun ia sendiri tak mau
Sengat mentari membakar
Jiwa-jiwa yang haus celoteh dan kelakar
Istana ia jadikan taman bermain bagi semua
Ketika taman kota telah dirubah
Menjadi surga makhluk berdasi
Singa tak lagi bersinggasana
Ia tak lagi tinggal di istana
Singgasana dan istana itu ia berikan pada sang betina
Yang haus akan tahta dan permata
Singgasana dan Istana ia bangun sendiri
Dengan kuasa tak terbatas negara
Tempat dimana ia berceloteh dan berkelakar
Bersama santri-santri yang mengaji
Tentang arti demokrasi nisbi
Kini singa telah tertidur pulas
Setelah lelah berceloteh dan berkelakar
Mulut itu bisu dan kaku
Tak lagi bisa katakan
“Gitu aja kok repot”....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar