Cari Blog Ini

Kamis, 07 Januari 2010

Asa 2010

DEMOKRASI TANPA KATA = DEMOKRASI DENGAN AKSI

 

Rakyat sudah lelah dan muak

Akan tingkah para pemimpin, birokrat dan cendekiawan negeri ini

Hanya berdebat tentang negeri ini

Sibuk membela diri atas koreksi para pengkritisi

Sibuk meredam aksi-aksi anak negeri atas kebijakan setengah hati

Sibuk mengkalkulasi tunjangan dan fasilitas atas jabatan kekuasaan yang sekarang ini










Akhirnya.......

Yang terpenting terabaikan 

Bagaimana membangun negeri ini

Rakyat jenuh dengan janji-janji politisi

Rakyat muak dengan para birokrasi

Yang hanya mementingkan diri, golongan dan partainya sendiri

Yang rakyat butuhkan adalah kenyamanan dalam bekerja

Jaminan dan hak mendapat pendidikan yang layak yang murah

dan mudah bagi setiap generasi bangsa

Jaminan kebebasan melakukan ibadah dan amaliyah sesuai dengan keyakinanya

Jaminan hukum terlindungi

Perbaikan dan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan

Teritorial negara terjaga

Hak cipta dan karya intelektual serta budaya anak bangsa terlindungi dan dihargai

Para petani mendapat alat pertanian, harga pupuk yang murah dan

Sistem irigasi yang mumpuni

Kekayaan alam dikelola dan dimanfaatkan oleh dan untuk rakyat kita sendiri

Para pekerja mendapat upah yang layak

Produk dalam negeri dapat bersaing dan terproteksi

Rakyat mendapat layanan kesehatan yang layak dan murah

Kemudahan dalam mendapatkan modal usaha

Yang rakyat butuhkan adalah aksi

Bukan lagi janji-janji

Apalagi basa-basi

Idealisme pembangunan tidak hanya sekedar

Diseminarkan....

Didiskusikan..... dan 

Dilokakaryakan.....

(Rakyat tak pernah paham atau tak mau tahu yang mereka bicarakan)

Tayangan-tayangan yang mampu menginspirasi setiap generasi anak bangsa

Kebebasan mendapat informasi dan teknologi

Kemudahan dalam mendapat pelayanan dan perizinan 

Rakyat sudah muak dengan janji-janji dan basa-basi serta pencitraan diri para birokrasi

Rakyat sudah muak dengan kritikus yang hanya bisa mengorek aib dan kesalahan serta kebijakan orang lain sedangkan ia sendri hanya bicara tanpa aksi dari diri sendiri

Mau dibawa kemana moral bangsa ini

Ketika pornografi, video porno tawuran antar pelajar dan mahasiswa terjadi

Dinas-dinas terkait hanya sibuk membicarakan dan merancang proyek serta membicarakan tunjangan-tunjangan yang bisa mereka miliki dan bisa mempertebal saku pribadi....

Ini bukan pesimis dan bukan pula antipati

Tapi mari kita beraksi demi negeri ini

Tidak terjebak dengan idealisme dan egoisme pribadi

Demokrasi tidak melulu hanya berdebat

Demokrasi tak bisa dibuktikan tanpa karya dan aksi





Apalagi cuma debat dan diskusi

Demokrasi tidak melulu membicarakan kekuasaan dan jabatan

Kami anak bangsa negeri ini

Hanya perlu keikhlasan nyata

Para pemimpin dan penentu kebijakan, para cendekiawan, para politisi dan para pekerja keras

Bekerja dan bekerja dengan segenap kemampuan diri demi negeri tercinta ini dengan aksi dengan aksi dan dengan aksi

Sekali lagi

Tidak hanya sekedar mengumbar janji dan basa basi untuk pencitraan diri

Dan mempertahankan jabatan

KAMI RAKYAT INDONESIA

MENGINGINKAN DEMOKRASI TANPA KATA 

BUKTIKAN DEMOKRASI DENGAN AKSI

 

Atas Nama Rakyat Indonesia :

Kang Uzen

PUISI

SINGA ITU TELAH TIDUR PULAS

Oleh : Kang Uzen

 

Tiga Puluh Satu Desember

Dunia senyap

Rintik hujan basahi bumi

Degup jantung terhenti

Mata terpejam

Mulut terkatup bisu kaku

Dunia tersentak

Singa itu telah tertidur pulas

Dulu memang mata itu selalu terpejam

Namun Ia punya mata dunia

Dulu mulut itu tak bisu

Ia terbiasa berceloteh

Berkelakar tentang dunia taman kanak-kanak

Membuat Ia sendiri kadang tersengal

Terkadang celoteh dan kelakar itu

Membuat sebagian orang meradang

Menyumpahinya si kontroversial

Walau sebagian orang yang lain

Menanti celoteh itu

Ia hanya ingin melepas sekat dunia

Tak ingin ada atmosfir dilangit

Namun ia sendiri tak mau

Sengat mentari membakar

Jiwa-jiwa yang haus celoteh dan kelakar

Istana ia jadikan taman bermain bagi semua

Ketika taman kota telah dirubah

Menjadi surga makhluk berdasi

Singa tak lagi bersinggasana

Ia tak lagi tinggal di istana

Singgasana dan istana itu ia berikan pada sang betina

Yang haus akan tahta dan permata

Singgasana dan Istana ia bangun sendiri

Dengan kuasa tak terbatas negara

Tempat dimana ia berceloteh dan berkelakar

Bersama santri-santri yang mengaji

Tentang arti demokrasi nisbi

Kini singa telah tertidur pulas

Setelah lelah berceloteh dan berkelakar

Mulut itu bisu dan kaku

Tak lagi bisa katakan

“Gitu aja kok repot”....

                                                        Cirebon, 6 Januari 2010